WcBma5LrLOg50X66kF3p5HaCfJ41Lo99JHjSF8cx
Bookmark

Cara Menghitung Return on Investment (ROI) dalam Bisnis dan Investasi

Cara Menghitung Return on Investment (ROI) dalam Bisnis dan Investasi

Cara Menghitung Return on Investment (ROI) dalam Bisnis dan Investasi - Dalam dunia bisnis dan investasi kita mengenal istilah ‘Return on Investment’ alias ROI. Sesuai namanya, ROI merupakan parameter untuk mengukur hasil dari investasi yang sudah kita lakukan. 

Jika Anda adalah seorang pebisnis atau investor, sangat penting untuk mengetahui cara menghitung Return on Investment (roi), agar Anda tau investasi yang dilakukan itu untung atau justru rugi.

Apa Itu ROI?

Secara sederhana, ROI adalah “alat ukur” untuk menghitung seberapa besar keuntungan yang didapatkan dari investasi yang Anda lakukan. Dengan mengetahui ROI, Anda bisa mengetahui apakah investasi yang dilakukan itu untung atau rugi. 

ROI sendiri biasanya dinyatakan dalam satuan persen. Semakin tinggi persentase ROI, maka semakin besar pula keuntungan yang didapatkan.

Cara Menghitung Return on Investment (ROI)

Untuk menghitung nilai Return on Investment (ROI), Anda bisa menggunakan rumus berikut ini :

ROI = (Laba Bersih / Investasi) * 100

Sebagai contoh, Anda membeli sebuah mesin produksi pie susu (baca : menginvestasikan) Rp. 100-juta. Dari investasi tersebut, dalam waktu enam bulan Anda mendapatkan untung sebesar Rp. 25-juta. Maka untuk mengetahui berapa persentase ROI yang Anda dapatkan, Anda bisa menghitungnya dengan rumus berikut ini :

ROI = (Laba Bersih / Investasi) * 100

ROI = (Rp. 25-juta / Rp. 100-juta) * 100

       = 0.25 * 100

       = 25%

Dengan demikian, maka bisa disimpulkan bahwa dari investasi tersebut Anda mendapatkan Return on Investment sebesar 25%.

Selain dalam bisnis, rumus yang sama juga bisa digunakan untuk mengukur hasil investasi seperti saham, reksa dana, atau yang lainnya. Agar lebih jelas, mari kita coba simulasikan perhitungan ROI pada investasi saham.

Anggaplah Anda menginvestasikan Rp. 4,5-juta untuk membeli 100 lembar saham di perusahaan X dan menyimpannya selama 10 tahun. Saat akan dijual, ternyata harga sahamnya naik dua kali lipat menjadi Rp. 11,5-juta per 100 lembar. 

Dengan demikian Anda mendapatkan laba bersih sebesar Rp. 7-juta. Maka persentase ROI yang Anda dapatkan bisa dirumuskan sebagai berikut :

ROI = (Laba bersih / Investasi) * 100

       = (Rp. 7-juta / Rp. 4,5-juta) * 100

       = 1.5 * 100

       = 155%

Dari sini bisa diketahui bahwa investasi yang Anda lakukan menghasilkan Return on Investment sebanyak 155%

Manfaat Mengetahui Return on Investment (ROI)

Manfaat utama dari Return on Investment adalah untuk mengetahui kondisi bisnis atau investasi yang sedang Anda lakukan. Apakah menghasilkan, atau justru merugikan. Dari sini, Anda sebagai pebisnis atau investor bisa menyusun strategi apakah investasi tersebut layak dilanjutkan (bahkan ditambah), atau justru harus dihentikan.

Faktor - faktor yang memengaruhi Return on Investment

Ada beberapa hal yang bisa memengaruhi nilai ROI. Seperti besaran penjualan, biaya operasional, perputaran kas perusahaan, dan perputaran stok atau persediaan. Semakin tinggi nilai penjualan dan semakin rendah biaya operasional, bisa membuat persentase ROI semakin tinggi. 

Meski demikian, hal ini juga bisa dipengaruhi oleh perputaran kas dan perputaran stok perusahaan. Meskipun persentase return on investment sangat penting untuk mengukur kesehatan bisnis atau investasi, namun angka ini tidak bisa dijadikan tolok ukur yang mutlak.

Khususnya dalam konteks bisnis, selain melihat ROI Anda juga harus memperhatikan rasio utangnya. Karena banyak perusahaan yang memiliki ROI tinggi, tapi rasio utangnya juga besar sehingga menciptakan neraca yang tidak sehat. 

Mungkin itu saja informasi mengenai cara menghitung return on investment (ROI) kali ini. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan Anda.

Post a Comment

Post a Comment